TEKNOLOGI KULTUR
JARINGAN
“ PERBANYAKAN
TANAMAN SELAIN BENIH “
Dengan semakin berkembangnya teknologi
pertanian penyediaan benih tidak hanya dapat diperoleh dari sumber benih, akan
tetapi dapat dikembangkan dengan teknologi kultur jaringan. Kultur jaringan
adalah teknik perbanyakan tanaman dengan cara mengisolasi bagian tanaman
seperti daun, mata tunas, serta menumbuhkan bagian tersebut dalam media buatan
secara aseptis yang kaya nutrisi dan zat pengatur tumbuh dalam wadah tertutup
dan tembus cahaya sehingga bagian tanaman dapat memperbanyak diri dan
bergenerasi menjadi tanaman lengkap.
Teknologi kultur jaringan ini mempunyai
beberapa kelebihan bila dibandingkan dengan perbanyakan tanaman dari benih,
antara lain :
1.
Tanaman yang
dihasilkan mempunyai keseragaman genetik yang lebih tinggi bila dibandingkan
dengan tanaman yang berasal benih
2.
Mempunyai sifat
yang sama dengan induknya
3.
Mempunyai kecepatan
multiplikasi yang tinggi
4.
Tidak terlalu
membutuhkan tempat yang luas
5.
Pada beberapa
jenis tanaman tertentu tanaman yang dihasilkan dari kultur jaringan ini
mempunyai kelebihan tahan terhadap penyakit, kesehatan dan mutu bibit lebih
terjamin
6.
Kecepatan
pertumbuhan bibit lebih cepat dibandingkan dengan perbanyakan konvensional
(Anonim, 2011)
7.
Pengadaan bibit
tidak tergantung musim
8.
Biaya
pengangkutan bibit relatif lebih murah dan mudah (Anonim, 2011a).
Dalam proses perbanyakan kultur jaringan ini,
ada beberapa hal yang perlu diperhatikan yaitu :
1.
Genotip tanaman
Respon eksplan tanaman tergantung dari
spesies, varietas, atau tanaman asal eksplan tersebut. Pengaruh genotip ini
berhubungan erat dengan faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan eksplan,
seperti kebutuhan nutrisi, zat pengatur tumbuh, dan lingkungan kultur. Oleh
karena itu, komposisi media, zat pengatur tumbuh dan lingkungan pertumbuhan
yang dibutuhkan oleh masing-masing tanaman bervariasi meskipun teknik kultur
jaringan yang digunakan sama.
2.
Media kultur yang
meliputi :
a.
Komposisi media
Perbedaan komposisi media sangat mempengaruhi
respon eksplan saat dikulturkan. Perbedaan komposisi media biasanya sangat
mempengaruhi arah pertumbuhan dan regenerasi eksplan. Meskipun demikian, media
yang telah diformulasikan tidak hanya berlaku untuk satu jenis eksplan dan
tanaman saja. Beberapa jenis formulasi media bahkan digunakan secara umum untuk
berbagai jenis eksplan dan varietas tanaman, seperti media MS. Namun ada juga
beberapa jenis media yang diformulasikan untuk tanaman-tanaman tertentu
misalnya WPM, VW dll. Media-media tersebut dapat digunakan untuk berbagai
tujuan seperti perkecambahan biji, kultur pucuk, kultur kalus, regenerasi kalus
melalui organogenesis dan embriogenesis.
b.
Komposisi zat
pengatur tumbuh
Konsentrasi hormon pertumbuhan optimal yang
ditambahkan ke dalam media tergantung pula dari eksplan yang dikulturkan serta
kandungan hormon pertumbuhan endogen yang terdapat pada eksplan tersebut.
Hormon pertumbuhan yang digunakan untuk perbanyakan secara invitro adalah
golongan auksin, sitokinin, giberelin, dan growth retardant. Auksin yang umum
dipakai adalah IAA (Indole Acetic Acid), IBA (Indole Butyric Acid), NAA
(Naphtalena Acetic Acid), dan 2,4-D (2,4-dichlorophenoxy Acetic Acid). Selain
itu beberapa peneliti pada beberapa tanaman menggunakan juga CPA (Chlorophenoxy
Acetic Acid). Sitokinin yang banyak dipakai adalah Kinetin (Furfuryl Amino
Purine), BAP/BA (Benzyl AminoKPurine/Benzyl Adenine), 2 i-P (2-isopentenyl
Adenin). Beberapa sitokinin lainnya yang juga digunakan adalah zeatin, thidiazuron
dan PBA (6(benzylamino)-9-(2-tetrahydropyranyl)-9H-purine). Hormon pertumbuhan
golongan giberellin yang paling umum digunakan adalah GA3, selain itu ada
beberapa peneliti yang menggunakan GA4 dan GA7, sedangkan growth retardant yang
sering digunakan adalah Ancymidol, Paraclobutrazol dan TIBA, AbA dan CCC.
c.
Jenis media yang
digunakan
Media yang umum digunakan dalam kultur
jaringan adalah medium padat, medium semi padat dan medium cair. Keadaan fisik
media akan mempengaruhi pertumbuhan kultur, kecepatan pertumbuhan dan
diferensiasinya. Keadaan fisik media ini mempengaruhi pertumbuhan antara lain
karena efeknya terhadap osmolaritas larutan dalam media serta ketersediaan
oksigen bagi pertumbuhan eksplan yang dikulturkan.
3.
Lingkungan tumbuh
yang meliputi :
a.
Suhu
Kebutuhan suhu untuk masing-masing jenis
tanaman umumnya berbeda-beda. Tanaman dapat tumbuh dengan baik pada suhu
optimumnya. Pada suhu ruang kultur dibawah optimum, pertumbuhan eksplan lebih
lambat, namun pada suhu diatas optimum pertumbuhan tanaman juga terhambat
akibat tingginya laju respirasi eksplan. Suhu yang digunakan adalah konstan,
yaitu 25°C (kisaran suhu 17-32°C). Tanaman tropis umumnya dikulturkan pada suhu
yang sedikit lebih tinggi dari tanaman empat musim, yaitu 27°C (kisaran suhu
24-32°C). Bila suhu siang dan malam diatur berbeda, maka perbedaan umumnya
adalah 4-8°C, variasi yang biasa dilakukan adalah 25°C siang dan 20°C malam,
atau 28°C siang dan 24°C malam.
b.
Kelembaban
relatif
Kelembaban relatif dalam botol kultur dengan
mulut botol yang ditutup umumnya cukup tinggi, yaitu berkisar antara 80-99%.
Jika mulut botol ditutup agak longgar maka kelembaban relatif dalam botol
kultur dapat lebih rendah dari 80%. Sedangkan kelembaban relatif di ruang
kultur umumnya adalah sekitar 70%. Jika kelembaban relatif ruang kultur berada
dibawah 70% maka akan mengakibatkan media dalam botol kultur (yang tidak
tertutup rapat) akan cepat menguap dan kering sehingga eksplan dan plantlet
yang dikulturkan akan cepat kehabisan media. Namun kelembaban udara dalam botol
kultur yang terlalu tinggi menyebabkan tanaman tumbuh abnormal yaitu daun
lemah, mudah patah, tanaman kecil-kecil namun terlampau sukulen. Kondisi
tanaman demikian disebut vitrifikasi atau hiperhidrocity. Sub-kultur ke media
lain atau menempatkan planlet kecil ini dalam botol dengan tutup yang agak
longgar, tutup dengan filter, atau menempatkan silica gel dalam botol kultur
dapat membantu mengatasi masalah ini.
c.
Cahaya
Pertumbuhan eksplan dalam kultur in vitro
dipengaruhi oleh : kuantitas dan kualitas cahaya (intensitas), lama penyinaran
dan panjang gelombang cahaya. Pertumbuhan Pada perbanyakan tanaman secara
invitro, kultur umumnya diinkubasikan pada ruang penyimpanan dengan penyinaran.
Tunas-tunas umumnya dirangsang pertumbuhannya dengan penyinaran, kecuali pada
teknik perbanyakan yang diawali dengan pertumbuhan kalus. Sumber cahaya pada
ruang kultur ini umumnya adalah lampu flourescent (TL). Hal ini disebabkan
karena lampu TL menghasilkan cahaya warna putih, selain itu sinar lampu TL
tidak meningkatkan suhu ruang kultur secara drastis (hanya meningkat sedikit).
Intensitas cahaya yang digunakan pada ruang kultur umumnya jauh lebih rendah
(1/10) dari intensitas cahaya yang dibutuhkan tanaman dalam keadaan normal.
Intensitas cahaya dalam ruang kultur untuk pertumbuhan tunas umumnya berkisar
antara 600-1000 lux. Perkecambahan dan inisiasi akar umumnya dilakukan pada
intensitas cahaya lebih rendah. Selain intensitas cahaya, lama penyinaran atau
photoperiodisitas juga mempengaruhi pertumbuhan eksplan yang dikulturkan. Lama
penyinaran umumnya diatur sesuai dengan kebutuhan tanaman sesuai dengan kondisi
alamiahnya. Periode terang dan gelap umumnya diatur pada kisaran 8-16 jam
terang dan 16-8 jam gelap tergantung varietas tanaman dan eksplan yang
dikulturkan. Periode siang/malam (terang/gelap) ini diatur secara otomatis
menggunakan timer yang ditempatkan pada saklar lampu pada ruang kultur. Dengan
teknik ini penyinaran dapat diatur konstan sesuai kebutuhan tanaman.
4.
Kondisi eksplan
Pertumbuhan dan morfogenesis dalam
mikropropagasi sangat dipengaruhi oleh keadaan jaringan tanaman yang digunakan
sebagai eksplan. Selain faktor genetis eksplan yang telah disebutkan di atas,
kondisi eksplan yang mempengaruhi keberhasilan teknik mikropropagasi adalah
jenis eksplan, ukuran, umur dan fase fisiologis jaringan yang digunakan sebagai
eksplan. Meskipun masing-masing sel tanaman memiliki kemampuan totipotensi,
namun masing-masing jaringan memiliki kemampuan yang berbeda-beda untuk tumbuh
dan beregenerasi dalam kultur jaringan. Oleh karena itu, jenis eksplan yang
digunakan untuk masing-masing kultur berbeda-beda tergantung tujuan
pengkulturannya. Umur eksplan sangat berpengaruh terhadap kemampuan eksplan
tersebut untuk tumbuh dan beregenerasi. Umumnya eksplan yang berasal dari
jaringan tanaman yang masih muda (juvenil) lebih mudah tumbuh dan beregenerasi
dibandingkan dengan jaringan yang telah terdiferensiasi lanjut. Jaringan muda
umumnya memiliki sel-sel yang aktif membelah dengan dinding sel yang belum
kompleks sehingga lebih mudah dimodifikasi dalam kultur dibandingkan jaringan
tua. Oleh karena itu, inisiasi kultur biasanya dilakukan dengan menggunakan
pucuk-pucuk muda, kuncup-kuncup muda, hipokotil, inflorescence yang belum
dewasa, dll. Jika eksplan diambil dari tanaman dewasa, rejuvenilisasi tanaman
induk melalui pemangkasan atau pemupukan dapat membantu untuk memperoleh
eksplan muda agar kultur lebih berhasil. Ukuran eksplan juga mempengaruhi
keberhasilan kultur. Eksplan dengan ukuran kecil lebih mudah disterilisasi dan
tidak membutuhkan ruang serta media yang banyak, namun kemampuannya untuk
beregenerasi juga lebih kecil sehingga dibutuhkan media yang lebih kompleks
untuk pertumbuhan dan regenerasinya. Sebaliknya semakin besar eksplan, maka
semakin besar kemungkinannya untuk membawa penyakit dan makin sulit untuk
disterilkan, membutuhkan ruang dan media kultur yang lebih banyak. Ukuran
eskplan yang sesuai sangat tergantung dari jenis tanaman yang dikulturkan, teknik
dan tujuan pengkulturannya.
1.
Kondisi aseptis
selama proses perbanyakan
2.
Lingkungan
pertumbuhan harus terkontrol (Luri, S. 2009a).
Perbanyakan bibit secara kultur jaringan
melalui beberapa tahapan proses yaitu :
1.
Pemilihan dan
penyiapan tanaman induk sumber eksplan. Tanaman yang akan dilakukan perbanyakan
kultur jaringan harus jelas jenis, spesies, varietas, sehat dan bebas dari hama
dan penyakit.
2.
Inisiasi kultur.
Inisiasi adalah pengambilan eksplan dari bagian tanaman yang akan dikulturkan.
Bagian tanaman yang sering digunakan untuk kegiatan kultur jaringan adalah
tunas. Eksplan yang dikulturkan diharapkan dapat menginisiasi pertumbuhan baru
sehingga akan memungkinkan dilakukan pemilihan tanaman yang tumbuhnya paling
kuat untuk perbanyakan (multiplikasi tahap selanjutnya).
3.
Multiplikasi atau
perbanyakan propagul Multiplikasi adalah kegiatan memperbanyak calon tanaman
dengan menanam eksplan pada media. Pada tahapan ini, eksplan yang sudah
diinisiasi akan menggandakan propagul atau bahan tanaman yang diperbanyak
seperti tunas atau embrio, serta memeliharanya dalam keadaan tertentu sehingga
sewaktu-waktu bisa dilanjutkan untuk tahap berikutnya (Yusnita, 2004).
4.
Pemanjangan
tunas, induksi, dan perkembangan akar Pengakaran adalah fase dimana eksplan
akan menunjukkan adanya pertumbuhan akar yang menandai bahwa proses kultur
jaringan yang dilakukan mulai berjalan dengan baik. Tahapan ini bertujuan untuk
membentuk akar dan pucuk tanaman yang kuat untuk dapat bertahan hidup sampai
dipindahkan ke lingkungan . Tunas-tunas yang dihasilkan pada tahap multiplikasi
di pindahkan ke media lain untuk pemanjangan tunas. Pengakaran tunas in-vitro
dapat dilakukan dengan memindahkan tunas ke media pengakaran yang umumnya
memerlukan auksin seperti NAA atau IBA. Menurut Pierek, auksin secara umum
menyebabkan perpanjangan sel, pembesaran sel, pembentukan kalus dan pembentukan
akar; dan menurut Wattimena, mendorong pertumbuhan pucuk. Keberhasilan tahap
ini tergantung pada tingginya mutu tunas yang dihasilkan pada tahap sebelumnya.
5.
Aklimatisasi
Tahapan ini merupakan tahap kritis dalam perbanyakan kultur jaringan untuk
produksi massal. Aklimatisasi adalah proses pengkondisian planlet atau tunas
mikro (jika pengakaran dilakukan secara ex-vitro) di lingkungan baru yang
aseptik di luar botol, dengan media tanah, atau pakis sehingga planlet dapat
bertahan dan terus menjadi bibit yang siap ditanam di lapangan. Prosedur
pembiakan dengan kultur jaringan baru bisa dikatakan berhasil jika planlet
dapat diaklimatisasi ke kondisi eksternal dengan keberhasilan yang tinggi.
1 komentar:
selamat berkarya
baru tau kalo di SMK juga diajari ini....
Posting Komentar